Jumat, 27 Juli 2012

Rahasia Dibalik Berpuasa Di Tanggal 10 Muharram


RAHASIA DIBALIK BERPUASA DI TGL 10 MUHARRAM

Dari Ibnu Abbas r.a berkata Rasulullah S.A.W bersabda : " Sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka Allah S.W.T akan memberi kepadanya pahala 10,000 malaikat dan sesiapa yang berpuasa pada hari Aasyura (10 Muharram) maka akan diberi pahala 10,000 orang berhaji dan berumrah, dan 10,000 pahala orang mati syahid, dan barang siapa yang mengusap kepala anak-anak yatim pada hari tersebut maka Allah S.W.T akan menaikkan dengan setiap rambut satu darjat. Dan sesiapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada orang mukmin pada hari Aasyura, maka seolah-olah dia memberi makan pada seluruh ummat Rasulullah S.A.W yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka."

       Lalu para sahabat bertanya Rasulullah S.A.W : " Ya Rasulullah S.A.W, adakah Allah telah melebihkan hari Aasyura daripada hari-hari lain?". Maka berkata Rasulullah S.A.W : " Ya, memang benar, Allah Taala menjadikan langit dan bumi pada hari Aasyura, menjadikan laut pada hari Aasyura, menjadikan bukit-bukit pada hari Aasyura, menjadikan Nabi Adam dan juga Hawa pada hari Aasyura, lahirnya Nabi Ibrahim juga pada hari Aasyura, dan Allah S.W.T menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api juga pada hari Aasyura, Allah S.W.T menenggelamkan Fir'aun pada hari Aasyura, menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub a.s pada hari Aasyura, Allah S.W.T menerima taubat Nabi Adam pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengampunkan dosa Nabi Daud pada hari Aasyura, Allah S.W.T mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga pada hari Aasyura, dan akan terjadi hari kiamat itu juga pada hari Aasyura !"

RAHASIA DIBALIK MUHARRAM (1432H)

Tuhan...
kami telah nista akan diri ini...
bertahun membuat kesalahan
dan berlumuran akan dosa2 yg membalut kehudupan ini
Ampuni Daku TUHAN
Tuhan....
kami telah midah menggunakan Asma-Mu didunia ini
Engkau sangatlah pemurah
Tuhan ampunilah Daku
tidak ada sebuah tahu yang mempunyai makna begitu mendalam
seperti tahun didalam islam
titik pemisah antara masa mekah dan masa madinah
sebagai titik pemisah antara yang salah (bathil) dan yang bemar (haq)
antara yang syirik dan tauhid
antara umat jahiliyah dan umat berhidayah
disinilah makna mendalam bagi seluruh umat Islam
jika kita bisa memaknai arti sabda Rasulullah
dari Abu Huraurah R.a
"Tidak akan datang kiamat sehingga waktu semakin berdekatan
setahun seperti sebulan
sebulan sperti sejum`at
sejum`at seperti sehari
seharu seperti sejam
dan sejam terasa hanya sekejap....
Subhanallah......


Hikmah di Balik Hijrah

Islam itu perjuangan. Islam juga perlu pengorbanan. Keimanan pun harus dipertahankan. Jadi, Islam harus dipertahankan walaupun untuk itu harus hijrah atau pindah ke tempat lain, ke negeri lain. ”
Ini hikmah pertama,” ujar Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad, terkait hikmah yang terkandung dari bulan Muharam yang menjadi awal tahun Hijriah.
Hikmah kedua, lanjut Ahsin, sebagai seorang pemimpin, Rasulullah SAW tak ingin menyelamatkan dirinya sendiri. Menurut dia, dari peristiwa hijrah ini kita bisa mengambil keteladanan yang sangat bagus dari pribadi Rasulullah SAW. Yakni, ketika menghadapi ancaman yang membahayakan fisik bahkan nyawa, Rasulullah justru meminta umat dan para sahabat untuk terlebih dulu meninggalkan Makkah menuju Yatsrib yang kemudian lebih dikenal sebagai Madinah al-Munawwarah.

“Nabi Muhammad SAW adalah orang yang ingin agar supaya sahabat-sabahatnya itulah yang harus diselamatkan terlebih dulu dari pada dirinya sendiri,” kata anggota dewan juri internasional untuk Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Hifdzil Qur’an yang berbasis di Makkah ini.
Hikmah ketiga yang bisa diambil dari peristiwa hijrah ini adalah Rasulullah SAW memiliki perhatian yang sangat tinggi terhadap masjid. Sebab, masjid merupakan ruang publik, tempat umat Islam berkumpul, melakukan berbagai aktivitas ibadah dan sosial. “Karena itu, ini peran yang bagus sekali. Kebangkitan Islam dimulai dari hijrah, dari Masjid Nabawi dan dari sanalah kemudian cahaya Islam memancar ke seantero dunia,” jelasnya.
Sementara itu, pakar hadis yang kuliah belasan tahun tentang hadis di Yordania, Suriah, dan Malaysia, Dr Ahmad Lutfi Fathullah MA, mengungkapkan bahwa bulan Muharam adalah awal bulan perhitungan Hijriah. Maka, semangat tahun baru harus terbawa dalam kehidupan setiap orang Islam. Apalagi hitungannya adalah hijrah, artinya berpindah. “Berpindah dari yang buruk kepada yang baik, dari yang baik kepada yang lebih baik,” jelas Lutfi kepada Republika, Selasa (22/11).
Puasa di bulan Muharam
Lebih lanjut, Direktur Pusat Kajian Hadis Jakarta ini mengatakan, tidak ada sunah khusus yang dianjurkan pada bulan ini, kecuali berpuasa di hari kesembilan dan 10. Lebih khususnya lagi, pada 10 Muharam.
Ia mengakui, ada sebagian umat Islam di Indonesia yang berpuasa mulai dari tanggal 1, 2, hingga 10 Muharam. Hal itu, kata dia, boleh dilakukan tapi bukan disunahkan. “Yang disunahkan adalah berpuasa pada 9 dan 10 Muharam,” tegas dia.
Sementara di Tanah Air, sambung Lutfi, cukup populer hadis palsu yang menyebutkan fadilah puasa pada 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 Muharam. “Hadis itu palsu, tidak boleh digunakan dan tidak boleh menjadi acuan,” ujar dosen ilmu hadis pada program pascasarjana di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia ini.
Namun, ia membenarkan bahwa puasa di bulan Muharam merupakan yang paling utama setelah puasa Ramadhan. “Betul, karena ia (puasa Muharam) pernah menjadi wajib, bahkan Ibnu Abbas bercerita dalam riwayat Imam al-Bukhari bahwa puasa sunah yang paling dijaga Rasulullah SAW adalah puasa Asyura (10 Muharam). Akan tetapi, puasa Asyura tetap hukumnya sunah,” jelasnya.
Mengapa puasa Muharam dianjurkan Rasulullah SAW? Sebab, kata Lutfi, puasa Muharam adalah puasa yang dilakukan Rasulullah sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. “Alhasil, itulah puasa umat Islam. Ketika ternyata umat Yahudi juga berpuasa di tanggal 10 Muharam dengan alasan hari itu adalah hari Musa AS diselamatkan dari kejaran Fir’aun, maka Rasulullah berkomentar bahwa umat Islam lebih berhak untuk bersyukur atas kejadian ini dibanding dengan umat Yahudi. Hal itu karena mereka telah mengkhianati Nabi Musa AS, sedangkan umat Islam tidak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar